Tentang Jalan Salib

Pertanyaan tentang “Jalan Salib” tetiba muncul di kepala pada Kamis (24/3) malam. Beberapa jam sebelum pergantian hari menuju Jumat Agung. Salah satu hari raya umat Kristen.

Gw jadi teringat dengan kisah Simon dari Kirene yang disebut pada Markus 15:21, doi baru datang dari luar kota dan di-PAKSA untuk memikul salib Yesus. Jalan Salib yang Yesus lakukan juga dilakukan secara “terpaksa” (contohnya pada Markus 14:36 –> Kata-Nya: “Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” dan Lukas 22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.) Artinya Yesus melakukan jalan salib bukan dengan perasaan riang gembira.

Lantas apa yang membuat Yesus (dan juga Simon dari Kirene) melakukan jalan salib dengan “keterpaksaan”? Kalau interpretasi gw, mereka melakukan hal yang tidak enak itu karena melakukannya BERSAMA dengan Allah –Simon memanggul salib bersama Yesus dan Yesus bersama Allah) dan dengan tujuan yang MULIA yaitu agar manusia berdosa mendapat KESELAMATAN (Yesaya 53:5 “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh”) yaitu KEHIDUPAN KEKAL (Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”).

Persoalannya memang kalau dipikir-pikir kehidupan manusia itu penuh dengan kesedihan penderitaan, ketidakberdayaan, putus asa, penyakit, kebingungan, sakit hati, trauma, penghianatan, kejahatan, tipu daya, kesendirian, dan hal-hal sedih lainnya. Tengok ajah Alkitab, Mazmur, lagu, film, buku, blog, sampai status. Sejarah manusia memang ada yang menunjukkan sukacita, kebahagiaan, kebaikan, kebenaran, maupun hal-hal menyenangkan, tapi hal-hal tersebut diperjuangkan dari beratus atau ribuan masa penderitaan. Kuasa dosa begitu membelenggu manusia sehingga merengut kebahagiaan manusia sebagai manusia dan satu-satunya kuasa yang dapat membebaskan manusia dari belenggu tersebut adalah Tuhan karena Dia tidak berdosa, Dia Kudus!

Kesedihan bertambah ketika manusia merasa bisa bertahan dan mampu mencapai “kebahagiaan” dengan usahanya sendiri. Padahal satu-satunya kunci ya seperti Yesus, taat kepada kehendak Bapa, meski berat dan “terpaksa”. Well, bagaimana yah menjelaskan hal ini bila didebat dengan melibatkan unsur “ikhlas”, “adil”, “kemerdekaan” dan hal-hal lain yang sepertinya kontradiksi dengan pilihan “keterpaksaan” jalan salib tersebut? Kata Murakami, “Some things in life are too complicated to explain in any language…(while) there are all kinds of things we have to deal with in life. And one thing always seems to connect with another. It’s not easy to get free of them. But that doesn’t mean we should leave them hanging, unresolved”.

Buat gw, soal jalan salib pun masih jadi misteri karena gw pun masih menyimpan banyak pertanyaan. Baik pertanyaan yang udah ada di kepala maupun yang belum muncul. Sejauh ini pertanyaan yang paling kuat adalah jalan salib seperti apa yang harus gw lalui, apalagi berhubungan dengan pekerjaan gw? Bukan hal yang mudah karena jalan salib adalah “perintah” dan sudah diteladankan oleh Yesus dengan puncak Jumat Agung ini.

So here’s my impression: The Cross Path is the avenue to show God’s mercy to sinful human creatures yet become the faith monument of human being to their God Almighty. How this relation going through? All in all by the Holy Spirit who will lead people conscience so that they be purified and conformed to the image of his Son. Yes, the true Cross Path guide us to Him, with Him. Amen.

gak ada gambar jalan sama salib, dari pada monoton tulisan doang mending jalanan sama foto gw. Ini jalanan menanjak di candi Candi Gedong Songo Jawa Tengah
gak ada gambar jalan sama salib, dari pada monoton tulisan doang mending jalanan sama foto gw. Ini jalanan menanjak di candi Candi Gedong Songo Jawa Tengah